Selasa, 15 Juni 2010

PBB kirimkan bantuan ke Kirgistan
BBCIndonesia.com - detikNews
Korban kekerasan di Kirgistan Badan pengungsi PBB mengatakan hampir 250 ribu warga mengungsi akibat konflik etnik di Kirgistan selatan.

UNHCR telah membantu pengiriman bantuan darurat bagi sekitar 75 ribu warga keturunan Uzbek, yang sudah mengungsi ke negeri tetangga, Uzbekistan.

Sekitar 170 orang tewas dalam bentrokan yang dimulai di kota Osh dan Jalalabad.

Sementara itu, Maxim Bakiyev, putra dari Presiden Kirgistan yang digulingkan Kurmanbek Bakiyev dilaporkan ditahan di Inggris.

Menurut BBC dia terbang dengan pesawat pribadi ke bandara Farnborough, Inggris, hari Minggu dan segera meminta suaka.

Dia sekarang dipindahkan ke sebuah kantor polisi dimana dia ditahan, sementara permintaan suakanya diproses.

Pemerintah sementara Kirgistan menuduh dia mengeluarkan dana jutaan dolar guna membiayai kerusuhan, dan meminta pemerintah Inggris mengesktradisinya.

Pemerintahan di ibukota Kirgistan Bishkek hari Selasa mengatakan referendum nasional mengenai reformasi konstitusional akan tetap dilangsungkan 27 Juni, meskipun adanya tindak kekerasan.

Mereka juga membatalkan permintaan sebelumnya kepada dunia internasional agar mengirimkan pasukan penjaga perdamaian, dengan mengatakan tindak kekerasan sekarang sudah mereda.

Rusia sudah mengatakan tidak akan mengirimkan tentara ke sana.

UNHCR mengatakan enam pesawat kargo dijadwalkan terbang dari Dubai ke bandara Andijan di Uzbekistan hari Rabu pagi membawa 800 tenda.

Lima pesawat berikutnya akan berisi selimut, matras tempat tidur, peralatan dapur, dan plastik untuk berteduh.

PBB mengatakan akan mengirimkan bantuan dan juga mengirim tim darurat ke Kirgistan, dimana sekitar 200 ribu orang diperkirakan telah mengungsi.

Seorang juru bicara UNHCR mengatakan situasi di Osh dan Jalalabad "masih sulit dengan pertempuran sporadis, dan serangan terhadap penduduk sipil termasuk wanita dan anak-anak."

"Kami khawatir bila perdamaian dan ketertiban tidak dipulihkan, akan lebih banyak lagi orang yang akan mengungsi." katanya.

Laporan adanya pemerkosaan

PBB juga prihatin dengan laporan adanya pemerkosaan dan pembunuhan bisa menyulut kerusuhan etnik di negara tetangga.

Juru bicara PBB Rupert Colville mengatakan kepada BBC bahwa etnik minoritas di Tajikistan dan Uzbekistan, dan juga warga minoritas lainnya di Kirgistan terancam.

Kepala polisi di kawasan Osh mengatakan laporan mengenai pemerkosaan dan pembunuhan brutal mungkin saja terjadi.

Berbicara kepada BBC, dia mengatakan jumlah yang tewas mungkin akan bertambah, karena banyak kematian yang tidak dilaporkan.

Mantan presiden Kurmanbek Bakiyev dijatuhkan dalam kudeta bulan April.

Pemerintahan sementara yang menggantikannya menuduh keluarga Bakiyev menyulut kerusuhan guna menghentikan referendum 27 Juni yang dimaksudkan untuk mensahkan konstitusi baru.

Kebanyakan warga keturunan Uzbekistan di sana mendukung pemerintahan sementara, sementara banyak warga Kirgistan di selatan mendukung Bakiyev, yang sekarang mengasingkan diri di Belarus.

Dia membantah terlibat dalam kerusuhan.

Pemerintahan sementara di sana berharap referendum akan menyetujui adanya reformasi yang akan membawa negeri itu ke pemilihan parlementer bulan Oktober.

1 komentar: